28 Januari 2019

Mengenal Teknologi Deep Learning dan Sejarahnya

Mengenal Teknologi Deep Learning dan Sejarahnya

Manusia telah lama memimpikan mesin yang dapat "berfikir", bahkan sejak zaman Yunani kuno, seperti Talos dalam mitos Yunani kuno. Talos digambarkan sebagai automaton ( semacam robot) yang terbuat dari perunggu yang diciptakan untuk melindungi Eropa. Keingintahuan manusia terus berlanjut sampai komputer pertama kali ditemukan, para insinyur dan ilmuan bertanya-tanya apakah komputer suatu hari mampu "berfikir". Rasa ingin tahu tersebut telah melahirkan salah satu bidang ilmu komputer yang disebut kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence ). Kecerdasan buatan adalah studi tentang teori dan pengembangan sistem komputer agar mampu melakukan tugas-tugas yang dahulu hanya dapat dilakukan oleh manusia.

Deep Learning

Pada tahun 2006, Geoffrey Hinton memperkenalkan salah satu varian jaringan saraf tiruan yang disebut deep belief nets, ide untuk men-train model jaringan saraf tiruan ini adalah dengan men-train dua layer kemudian tambahkan satu layer diatasnya, kemudian train hanya layer teratas dan begitu seterusnya. Dengan strategi ini kita dapat men-train model jaringan saraf tiruan dengan layer lebih banyak dari model-model sebelumnya. Paper ini merupakan awal populernya istilah deep learning untuk membedakan arsitektur jaringan saraf tiruan dengen banyak layer.

Setelah istilah deep learning populer, deep learning belum menjadi daya tarik yang besar bagi para peneliti karena jaringan saraf tiruan dengan banyak layer memiliki kompleksitas algoritma yang besar, sehingga membutuhkan komputer dengan spesifikasi tinggi, dan tidak efisien secara komputasi saat itu. Hingga pada tahun 2009 Andrew ng dkk memperkenalkan penggunaan GPU untuk deep learning melalui paper yang berjudul Large-scale Deep Unsupervised Learning using Graphics Processors. Dengan menggunakan GPU jaringan saraf tiruan dapat berjalan lebih cepat dibanding dengan menggunakan CPU. Dengan tersedianya hardware yang memadai perkembangan deep learning mulai pesat, dan menghasilkan produk-produk yang dapat kita nikmati saat ini seperti pengenal wajah, self-driving car, pengenal suara, dan lain lain.

Kesimpulan : 

Deep Learning agak berbeda dengan Machine Learning pada bahasan sebelumnya. Kalau Machine Learning lebih mengarah kepada bagaimana komputer dapat mempelajari suatu hal dan memahaminya dan belajar lagi melalui pengalaman baru, berbeda dengan Deep Learning yang merupakan saraf buatan. Mungkin suatu AI (Artificial Intelligence) akan bekerja sangat baik apabila kemampuan dari deep learning dan machine learning nya juga baik. Kita analogikan sebagai manusia, jaringan saraf otaknya adalah deep learning dan cara manusia memahami sesuatu adalah machine learning. Seperti itulah, untuk lebih lengkapnya kamu bisa baca melalui link sumber dibawah ini : 

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search